KEHIDUPAN DOA YANG MENDALAM

Minggu Biasa Pekan XVI, Hari Sabtu, 29 Juli 2017
Peringatan wajib Santa Marta
Kel 24:3-8 atau 1Yoh 4:7-16; Yoh 11:19-27 atau Luk 10:38-42


“Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah”. (Yoh 11:21)

Santa Marta dan Maria yang kita peringati hari ini merupakan simbol dari dua bentuk pelayanan dalam Gereja, yaitu pelayanan aktif (melayani secara langsung di lapangan) yang dilambangkan dengan Marta dan pelayanan kontemplatif (melayani di dalam doa dan tapa) yang dilambangkan dengan Maria. Di dalam tubuh Gereja, kedua pelayanan ini sangatlah penting dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang lebih tinggi atau yang lebih hebat karena keduanya sama-sama diperlukan di dalam Gereja.
Meskipun dua bentuk pelayanan ini berbeda, namun ada satu hal yang hendaknya sama-sama dimiliki oleh keduanya, yaitu kehidupan doa yang mendalam. Kehidupan doa adalah suatu hal mendasar yang harus dimiliki oleh semua pelayan Tuhan. Hanya di dalam doa, para pelayan Tuhan menjalin hubungan yang mesra dengan Tuhan. Apabila seorang pelayan Tuhan kehilangan waktu doanya dan hanya sibuk dengan pelayanannya, maka ia akan kehilangan daya di dalam pelayanannya. Bahkan yang lebih buruk lagi, ia tidak akan menghasilkan buah apa-apa di dalam pelayanannya.
Memang, para pendoa kontemplatif dituntut lebih banyak untuk memiliki saat-saat khusus bersama Tuhan. Namun, para pelayan aktif pun juga harus punya saat-saat khusus bersama Tuhan. Contohnya adalah Muder Teresa dari Kalkuta. Meskipun sehari-hari ia sibuk melayani orang-orang miskin, namun ia tetap memiliki saat-saat khusus bersama dengan Tuhan. Dan, saat-saat khusus inilah yang menjadi sumber kekuatannya dalam melakukan aktivitas pelayanannya. Baginya, “Bertemu dengan Yesus dalam doa. Bertemu dengan Yesus dalam Ekaristi. Dan, bertemu dengan Yesus dalam diri orang miskin.”


Oleh: Fr. Kevin, CSE